Pendahuluan
UDP
( User Datagram Protocol) adalah jenis transfer data yang lain dari
TCP. UDP mempunyai karateristik connectionless (tidak berbasis koneksi).
Dengan kata lain, data yang dikirimkan dalam bentuk packet tidak harus
melakukan call setup seperti pada TCP. Selain itu, data dalam protokol
UDP akan dikirimkan sebagai datagram tanpa adanya nomor identifier.
Sehingga sangat besar sekali kemungkinan data sampai tidak berurutan dan
sangat mungkin hilang/rusak dalam perjalananan dari host asal ke host
tujuan.
Isi
Pada
protocol UDP tergantung pada host penerima/tujuan, apakah akan meminta
kembali pakcet yang rusak atau hilang. Kelebihan UDP adalah pada saat
digunakan pada lightweight protokol, misalnya saja DNS(Domain Name
Service).
1. UDP adalah “datagram-oriented”, sedangkan TCP adalah “session-oriented”. Datagram adalah paket informasi self-contained. UDP berhubungan dengan datagram atau paket individu yang dikirim dari client ke server dan atau sebaliknya.
1. UDP adalah “datagram-oriented”, sedangkan TCP adalah “session-oriented”. Datagram adalah paket informasi self-contained. UDP berhubungan dengan datagram atau paket individu yang dikirim dari client ke server dan atau sebaliknya.
2.
UDP adalah connection-less. Client tidak membangun koneksi ke server
sebelum mengirim data, client hanya mengirim data secara langsung.
3. UDP adalah protokol yang tidak andal, dalam artian :
*
Paket dapat hilang. UDP tidak dapat mendeteksinya, sehingga pada
program aplikasi client – server, metode transmisi ulang dikarenakan
data rusak atau hilang harus dilakukan pada level aplikasi. Biasanya
aplikasi menunggu hingga timeout habis, dan kemudian mencoba lagi.
*
Paket dapat mengalami kerusakan. Paket UDP berisi checksum semua data
dalam paket. Checksum ini memungkinkan UDP mendeteksi kapan suatu paket
mengalami kerusakan. Jika hal ini terjadi, maka paket tersebut
dikeluarkan, dan sebagaimana biasa aplikasilah yang mendeteksi hal ini
dan melakukan transmisi ulang seperlunya.
*
Karena UDP adalah datagram-oriented dan pada level protokol setiap
paket berdiri sendiri, maka UDP tidak memiliki konsep paket sesuai
urutan, yang selanjutnya berarti tidak memerlukan nomor urut pada paket
tersebut.
*
Karena UDP tidak memerlukan mekanisme kontrol yang rumit, maka UDP
dapat dianggap lebih mudah dan lebih kecil ( dalam hal baris data dan
memori ) untuk diimplementasikan. Namun hal tersebut juga membuat UDP
tidak cocok untuk sejumlah besar data.
Capture Protocol UDP
Melakukan
monitoring Protokol UDP dengan menggunakan sebuah aplikasi wireshark ,
dengan menggunakan beberapa langkah sebagai berikut :
1. Buka aplikasi wireshark pada device anda , setelah masuk aktif pada jendela wireshark maka
kita bisa memulai dengan memilih interface yang akan digunakan untuk
meng-capture paket-paket yang berlalu lalang dijaringan. Pemilihan
interface ditentukan dari paket-paket yang berjalan seperti gambar
dibawah ini. pilih dan klik Menu Capturesà Interfaces , lalu pilih yang akan di captures saya memilih Microsoft (centang) lalu OK
2. Setelah mengaktifkan pengcapturan ,maka akan muncul halaman awal seperti berikut ini :
adalah saat filter mengetikkan perintah : udp , lalu akan muncul tampilan sebagai berikut
Pada monitoring paket diatas dapat dianalisa sebagai berikut :
Protokol UDP tidak
perlu adanya setup koneksi terlebih dahulu (hal ini dapat menyebabkan
tambahan delay) serta sederhana, artinya antara penerima dan pengirim
tidak perlu menjaga session atau status koneksi. Protokol UDP tidak
perlu kontrol kemacetan koneksi, artinya UDP dapat mengirimkan per
segment tanpa dipengaruhi oleh kesibukan jaringan.
Protokol UDP :
1. Didefinisikan dengan RFC 768
2. Menerapkan layanan connectionless
3. tidak ada handshaking antara pengirim UDP dan penerimanya
4. setiap segment UDP ditangani secara independen dengan segment
UDP lainnya
Kelemahan :
1. Segment UDP mungkin akan hilang
2. Paket diterima mungkin dalam keadaan yang tidak urut. Jika paket yang diterima tidak urut, paket akan dibuang.
3. Tidak ada kontrol kemacetan koneksi (congestion control),
artinya UDP dapat mengirimkan per segment tanpa dipengaruhi oleh
kesibukan jaringan. Secara prinsip lapisan transport harus memberikan congestion control
ini selama transmisi terjadi. Congestion dapat terjadi karena terlalu
banyak paket data pada jaringan sehingga membuat unjuk kerja jaringan
menjadi menurun. Hal ini dapat disebabkan, misalnya karena adanya router
terlalu penuh buffernya sehingga memperlambat.
Penutup
Demikian
tulisan dari saya, saya mohon maaf apabila ada tulisan yang salah dan
kurang berkenan karena disini saya juga masih belajar. Terima kasih.
0 comments:
Post a Comment